Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaInternet

AWS Minta Maaf Usai Gangguan Server Picu “Kiamat Kecil” Internet Global

44
×

AWS Minta Maaf Usai Gangguan Server Picu “Kiamat Kecil” Internet Global

Sebarkan artikel ini
penyebab aws down

Layanan cloud terbesar di dunia, Amazon Web Services (AWS), baru-baru ini menjadi sorotan setelah mengalami gangguan besar yang membuat berbagai layanan internet lumpuh selama beberapa jam. Peristiwa ini disebut banyak pihak sebagai “kiamat kecil internet”, karena dampaknya terasa secara global mulai dari aplikasi keuangan, media sosial, e-commerce, hingga layanan pemerintahan.

AWS akhirnya mengeluarkan permintaan maaf resmi dan menjelaskan penyebab di balik insiden besar tersebut.

Dampak Gangguan AWS Terasa di Seluruh Dunia

Gangguan tersebut dilaporkan terjadi pada Rabu malam waktu Amerika Serikat (Kamis pagi waktu Asia), memengaruhi infrastruktur AWS US-East-1, wilayah server utama yang menampung sebagian besar layanan besar dunia.

Wilayah ini menjadi pusat data utama bagi ribuan perusahaan termasuk Netflix, Slack, Disney+, Zoom, hingga platform pemerintahan digital di berbagai negara.

Akibatnya, banyak situs dan aplikasi mengalami:

  • Kesulitan login atau verifikasi akun,
  • Pemrosesan data lambat,
  • Error 500 internal server,
  • Hingga downtime total selama beberapa jam.

Tagar seperti #AWSdown dan #InternetOutage sempat menjadi trending di X (Twitter), dengan jutaan pengguna mengeluh tidak bisa mengakses layanan favorit mereka.

Penjelasan Resmi dari Amazon Web Services

Dalam pernyataan resminya, AWS menjelaskan bahwa gangguan besar itu berasal dari pembaruan sistem jaringan internal yang berujung pada looping error di sistem load balancer mereka.

“Kami telah mengidentifikasi adanya kesalahan konfigurasi internal yang menyebabkan sejumlah server tidak dapat memproses permintaan trafik secara normal,” tulis AWS dalam laman status resminya.

Kesalahan ini membuat ribuan server tidak dapat berkomunikasi dengan pusat kontrol utama, mengakibatkan efek domino pada sistem basis data, penyimpanan, dan layanan komputasi.

AWS juga menegaskan bahwa tidak ada indikasi serangan siber atau kebocoran data, dan insiden ini murni disebabkan oleh kesalahan teknis internal.

Kronologi Gangguan: Dari Lambat Hingga Total Down

Menurut laporan teknis AWS, gangguan dimulai pukul 03.30 WIB ketika pembaruan firmware dilakukan di salah satu cluster jaringan. Sekitar 20 menit kemudian, sistem load balancer mengalami kegagalan sinkronisasi yang mengakibatkan network flood — lonjakan trafik yang tidak bisa diproses.

Dampaknya, berbagai layanan berbasis cloud seperti AWS Lambda, EC2, S3, dan CloudFront mengalami keterlambatan atau berhenti sepenuhnya. Bahkan beberapa sistem monitoring AWS sendiri ikut lumpuh sehingga tim teknis sempat kesulitan mengetahui skala gangguan yang terjadi.

AWS akhirnya memulihkan layanan secara bertahap mulai pukul 08.00 WIB, dan memastikan semua sistem kembali normal sekitar pukul 11.30 WIB.

Perusahaan Besar Ikut Terdampak

Beberapa perusahaan teknologi besar yang menggunakan infrastruktur AWS turut mengonfirmasi dampak gangguan tersebut. Misalnya:

  • Netflix melaporkan penundaan pada sistem login dan penayangan video selama 2 jam.
  • Disney+ dan Hulu tidak bisa memproses permintaan streaming di wilayah Asia Pasifik.
  • Slack dan Zoom mengalami delay koneksi untuk pengguna enterprise.
  • Instacart, DoorDash, dan Shopify melaporkan kesulitan pemrosesan pesanan.

Beberapa platform media sosial seperti X (Twitter) dan Threads juga sempat mengalami penurunan performa, meskipun tidak sepenuhnya bergantung pada AWS.

AWS Minta Maaf dan Janjikan Evaluasi

Setelah layanan pulih, AWS secara terbuka menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh pengguna dan pelanggan bisnis.

“Kami memahami keandalan layanan kami adalah fondasi bagi jutaan bisnis di dunia. Kami menyesali gangguan besar ini dan berkomitmen melakukan evaluasi menyeluruh agar tidak terulang kembali,” tulis juru bicara AWS.

Amazon menyebut akan menerapkan tiga langkah utama perbaikan, yakni:

  1. Audit penuh terhadap pembaruan jaringan dan firmware yang menyebabkan bug,
  2. Menambah lapisan sistem redundansi (cadangan) di wilayah data center utama,
  3. Meningkatkan sistem pemantauan real-time agar gangguan serupa bisa terdeteksi lebih cepat.

“Kiamat Kecil” yang Buka Mata Dunia

Insiden ini bukan kali pertama AWS mengalami gangguan besar. Pada tahun 2021 dan 2023, kejadian serupa juga sempat membuat layanan besar seperti Twitch dan Coinbase tidak dapat diakses selama berjam-jam.

Namun insiden kali ini disebut lebih parah karena bertepatan dengan jam sibuk global, serta mempengaruhi layanan komunikasi dan transaksi digital yang krusial.

Sejumlah analis menyebut kejadian ini sebagai pengingat betapa tergantungnya dunia pada layanan cloud tunggal. Lebih dari 30% infrastruktur internet global bergantung pada AWS, sisanya dibagi antara Microsoft Azure dan Google Cloud.

“Satu kesalahan kecil di AWS bisa membuat sebagian besar internet berhenti bekerja. Inilah harga dari sentralisasi teknologi,” ujar analis keamanan siber dari Gartner, Marcus Healy.

Pelajaran bagi Dunia Digital

Gangguan yang dialami AWS memberi pelajaran penting bagi bisnis dan pengguna:

  • Diversifikasi layanan cloud perlu dilakukan agar tidak hanya bergantung pada satu penyedia.
  • Perusahaan disarankan menggunakan arsitektur multi-cloud atau hybrid cloud, sehingga sistem tetap berjalan meski salah satu penyedia down.
  • Pengguna individu juga diingatkan untuk selalu menyiapkan backup data offline dan tidak sepenuhnya bergantung pada layanan daring.

AWS sendiri menegaskan akan meningkatkan transparansi laporan insiden serta memberikan kompensasi bagi klien enterprise yang terdampak sesuai kebijakan SLA (Service Level Agreement).

Kesimpulan

Gangguan besar yang menimpa Amazon Web Services menunjukkan betapa rapuhnya ekosistem digital global yang saling terhubung. Satu kesalahan konfigurasi di sistem pusat dapat menyebabkan efek domino luas di berbagai sektor, dari hiburan hingga finansial.

Meski AWS telah meminta maaf dan menjanjikan langkah korektif, insiden ini sekaligus menjadi peringatan penting: di era cloud-first, keandalan infrastruktur digital adalah nyawa dari dunia modern.

Dengan lebih dari 1 juta klien aktif di seluruh dunia, AWS kini dihadapkan pada tantangan untuk memulihkan kepercayaan publik sekaligus memastikan “kiamat kecil internet” tidak terulang kembali.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *