Worldsbeyondnft.com – Pada awal Mei 2025, Amerika Serikat dan China mencapai kesepakatan gencatan senjata dalam perang dagang yang telah berlangsung lama. Kesepakatan ini mencakup penurunan tarif secara signifikan: AS menurunkan tarif dari 145% menjadi 30% untuk barang-barang China, sementara China menurunkan tarif dari 125% menjadi 10% untuk produk-produk AS. Selain itu, China berjanji untuk melanjutkan ekspor mineral langka yang penting bagi industri teknologi dan otomotif AS. Namun, hanya beberapa minggu setelah kesepakatan tersebut, hubungan antara kedua negara kembali memanas akibat tuduhan pelanggaran kesepakatan oleh China.
Daftar Isi:
Tuduhan Pelanggaran oleh China
Pada 30 Mei 2025, Presiden Donald Trump menuduh China “sepenuhnya melanggar” kesepakatan perdagangan yang baru saja disepakati. Melalui platform media sosialnya, Trump menyatakan bahwa China tidak memenuhi komitmennya, terutama terkait ekspor mineral langka yang sangat dibutuhkan oleh industri AS. Perwakilan Dagang AS, Jamieson Greer, menambahkan bahwa China memperlambat pengiriman mineral penting, seperti magnet tanah jarang, yang vital untuk produksi kendaraan listrik dan perangkat elektronik.
Respons dan Tindakan Balasan AS
Sebagai respons terhadap dugaan pelanggaran tersebut, pemerintahan Trump memperketat kontrol ekspor, termasuk pembatasan penjualan chip canggih ke China dan ancaman pencabutan visa bagi mahasiswa China di AS. Langkah-langkah ini menambah ketegangan dalam hubungan bilateral dan memicu kekhawatiran di kalangan pelaku industri dan investor global.
Stagnasi dalam Negosiasi
Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, mengakui bahwa pembicaraan perdagangan dengan China mengalami kebuntuan. Ia menyatakan bahwa intervensi langsung dari Presiden Trump dan Presiden Xi Jinping mungkin diperlukan untuk mengatasi kebuntuan ini. Meskipun kedua belah pihak sebelumnya sepakat untuk melanjutkan dialog, implementasi kesepakatan di lapangan tampaknya menghadapi hambatan serius.
Dampak pada Pasar dan Industri
Ketidakpastian dalam hubungan perdagangan AS-China berdampak negatif pada pasar saham global. Indeks utama di AS, seperti S&P 500 dan Nasdaq, mengalami penurunan setelah berita tentang kemungkinan kegagalan kesepakatan perdagangan. Selain itu, perusahaan-perusahaan AS, khususnya di sektor otomotif, mengkhawatirkan gangguan dalam rantai pasokan akibat keterlambatan pengiriman mineral langka dari China.
Kesimpulan
Kesepakatan perdagangan antara AS dan China yang dicapai awal Mei 2025 kini berada di ambang kegagalan. Tuduhan pelanggaran oleh China terkait ekspor mineral langka dan respons keras dari pemerintahan Trump memperburuk hubungan bilateral. Dengan negosiasi yang mengalami stagnasi dan meningkatnya ketegangan, masa depan hubungan perdagangan antara kedua negara menjadi semakin tidak pasti. Intervensi langsung dari para pemimpin kedua negara mungkin menjadi satu-satunya jalan untuk menyelamatkan kesepakatan dan mencegah eskalasi lebih lanjut dalam perang dagang yang telah berlangsung lama.