Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BeritaKomputer

Jurusan Ilmu Komputer Perlahan Kehilangan Glamor di Era AI

2
×

Jurusan Ilmu Komputer Perlahan Kehilangan Glamor di Era AI

Sebarkan artikel ini

Worldsbeyondnft.com Jurusan Ilmu Komputer yang dulu jadi favorit banyak calon mahasiswa kini menghadapi kenyataan sulit. Menurut laporan DetikINET, seiring kemajuan pesat dalam teknologi AI, lulusan Ilmu Komputer kini semakin terancam. Beberapa perusahaan bahkan mengandalkan AI dalam sistem penyaringan lamaran kerja dan wawancara awal, yang menyebabkan banyak lulusan baru menerima penolakan otomatis, bahkan sebelum proses seleksi berlangsung secara manusiawi.

Tingkat Pengangguran Tinggi dan Persaingan Industri Semakin Tajam

Menurut data Federal Reserve Bank of New York, tingkat pengangguran antara lulusan Ilmu Komputer saat ini mencapai 6,1%, lebih tinggi dari rata-rata nasional yakni 5,8%. Sementara lulusan Teknik Komputer menghadapi angka lebih tinggi di 7,5%. Kisah nyata seperti Manasi Mishra dari Purdue yang setelah 4 bulan melamar hanya mendapat satu wawancara dari restoran, menggambarkan betapa sulitnya peluang kerja yang tersedia bagi lulusan terbaru.

AI dan Otomatisasi Menggerus Pekerjaan Pemula

Teknologi AI generatif kini mampu menulis kode, mengotomatiskan analisis data, dan banyak tugas pemrograman dasar sebelumnya menjadi tumpuan lulusan Ilmu Komputer. Ini menyebabkan jumlah lowongan pekerjaan entry-level menyusut drastis. Goldman Sachs bahkan memperingatkan bahwa generasi muda apalagi lulusan baru akan menjadi sasaran pertama yang terdampak oleh automasi AI.

Krisis Global: Feeds dari Bubble Ilmu Komputer yang Perlu Disikapi

Fenomena ini bukan hanya masalah lokal. Di AS, pendaftaran jurusan Ilmu Komputer menurun drastis setelah pertumbuhan pesat selama beberapa tahun terakhir. Beberapa universitas bergengsi bahkan mencatat penurunan pelamar.

Analis menyebut bahwa lulusan perlu mengasah “keterampilan yang tak bisa digantikan AI”—seperti berpikir kritis, etika teknologi, hingga kreativitas multidisipliner, agar tetap relevan di pasar kerja.

Menurut CEO Y Combinator, Paul Graham, lulusan sebaiknya menjauhi pekerjaan teknis yang penuh rutinitas dan fokus membangun keahlian khusus yang AI sulit tiru.

Kesimpulan

Kini, gelar Ilmu Komputer bukan jaminan langsung untuk karier gemilang. Kenaikan AI dan guncangan ekonomi telah mengubah lanskap kerja secara drastis: lowongan entry-level menyusut, kompetisi ketat, dan lulusan butuh kemampuan adaptif lebih daripada sebelumnya. Lulusan masa kini perlu memperkuat kemampuan berpikir strategis, etika teknologi, dan keterampilan tambahan agar mampu bersaing dan relevan di era dominasi AI.

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *