Berdasarkan penelitian gabungan dari NASA dan Universitas Toho di Jepang, para peneliti menggunakan super komputer untuk memprediksi kapan kehidupan di Bumi akan punah. Hasilnya, meski akhir dari semua kehidupan masih miliaran tahun lagi, manusia mungkin menghadapi kepunahan jauh lebih cepat akibat perubahan iklim dan aktivitas matahari.
Baca Juga: Elon Musk Bilang Bumi Akan Hancur
Kapan Kehidupan di Bumi Akan Musnah?
Menurut studi ini, matahari akan terus membesar dan memanas seiring waktu, hingga membuat Bumi tidak lagi layak huni. Perhitungan menunjukkan bahwa tahun 1.000.002.021 menjadi titik kritis ketika suhu permukaan Bumi terlalu ekstrem bahkan bagi organisme paling tangguh sekalipun.
Proses ini terjadi secara bertahap:
- Peningkatan Radiasi Matahari: Matahari akan semakin terang dan panas, menguapkan lautan serta menghancurkan atmosfer.
- Hilangnya Air dan Oksigen: Lautan mengering, diikuti oleh lenyapnya oksigen dari atmosfer.
Kepunahan Manusia Akan Terjadi Lebih Cepat
Meski semua kehidupan baru musnah di tahun 1 miliar mendatang, manusia diperkirakan tidak akan bertahan sampai saat itu. Berikut faktor penyebabnya:
- Penurunan Kadar Oksigen:
- Aktivitas matahari seperti coronal mass ejection (ejeksi massa korona) dan badai matahari semakin mengikis medan magnet Bumi, mengurangi perlindungan terhadap radiasi dan mempercepat hilangnya oksigen.
- Saat ini, kadar oksigen global telah turun 0,7% sejak abad ke-20.
- Kenaikan Suhu Ekstrem:
- Model iklim memprediksi suhu rata-rata Bumi akan melonjak di atas 60°C, membuat pertanian dan ekosistem kolaps.
- Wilayah tropis seperti Indonesia mungkin menjadi yang pertama tidak layak huni.
- Perubahan Iklim yang Dipercepat oleh Manusia:
- Emisi karbon, deforestasi, dan polusi memperburuk efek pemanasan global.
- Pencairan es kutub dan kenaikan permukaan laut akan memicu migrasi massal dan konflik sumber daya.
Fakta Menarik:
- Dalam 500 juta tahun ke depan, tanaman akan mulai punah karena kadar CO2 yang terlalu rendah untuk fotosintesis.
- Mamalia besar, termasuk manusia, diperkirakan hanya bertahan hingga 250 juta tahun lagi.
Tanda-Tanda yang Sudah Terlihat Sekarang
- Frekuensi Badai Matahari Meningkat: Gangguan satelit dan jaringan listrik semakin sering terjadi.
- Penipisan Lapisan Ozon: Radiasi UV yang masuk ke Bumi semakin tinggi.
- Gelombang Panas Ekstrem: Rekor suhu tertinggi terus dipecahkan di berbagai negara.
Solusi Potensial untuk Masa Depan
Meski waktu yang tersedia masih panjang, ilmuwan menekankan pentingnya mempersiapkan strategi jangka panjang:
- Teknologi Penunjang Kehidupan:
- Membangun habitat buatan dengan sistem pendukung kehidupan tertutup untuk mempertahankan suhu, oksigen, dan air.
- Pengembangan energi terbarukan skala besar untuk mengurangi ketergantungan pada matahari.
- Kolonisasi Luar Angkasa:
- Misi ke Mars (oleh NASA dan SpaceX) dan bulan Jupiter (seperti Europa) menjadi prioritas.
- Eksperimen terraforming (mengubah planet lain mirip Bumi) mulai dipelajari, meski teknologinya masih jauh dari realisasi.
- Preservasi Keanekaragaman Hayati:
- Menyimpan benih, DNA, dan data ekosistem dalam “bank gen” global untuk direkonstruksi di masa depan.
Apa yang Bisa Kita Lakukan Sekarang?
- Perlambat Perubahan Iklim: Kurangi emisi karbon, transisi ke energi bersih, dan hentikan deforestasi.
- Investasi dalam Teknologi Bertahan Hidup: Seperti pertanian vertikal, desalinasi air laut, dan material tahan panas.
- Edukasi Generasi Mendatang: Mempersiapkan manusia menghadapi realitas baru tentang kelangsungan hidup di Bumi.
Pesan dari Para Peneliti
“Kepunahan adalah bagian dari siklus alam semesta, tetapi manusia punya kemampuan unik untuk memperlambat atau beradaptasi dengan perubahan. Masa depan kita tidak harus gelap—selama kita bertindak bijak sekarang.”
Dengan kata lain, meski prediksi ini suram, masih ada harapan selama umat manusia bersatu untuk melindungi Bumi dan mencari solusi inovatif.
