Worldsbeyondnft.com – Dalam konferensi pers pada 7 Agustus 2025, CEO OpenAI Sam Altman menyampaikan bahwa GPT‑5 terasa seperti berbicara dengan seorang pakar berjiwa doktor (PhD). Altman menggambarkan evolusi model sebagai berikut: GPT‑3 seperti siswa SMA, GPT‑4 seperti mahasiswa, dan GPT‑5 adalah percakapan dengan ahli tingkat PhD. Model ini diklaim unggul dalam berbagai bidang seperti matematika, pengkodean, sains, kesehatan dengan kecepatan, akurasi, dan gaya respons yang lebih manusiawi.(“GPT‑3 seperti siswa SMA… GPT‑5 untuk pertama kalinya terasa seperti pakar tingkat PhD”.
Nick Turley, Head of ChatGPT di OpenAI, menambahkan bahwa GPT‑5 memimpin skor pada tolok ukur akademis (AIME, coding benchmarks, HealthBench, dan evaluasi multimodal), menunjukkan peningkatan kecepatan berpikir dan hasil yang lebih alami di berbagai tugas kompleks.
Daftar Isi:
Kritik dari Praktisi dan Pengguna Awal Mengungkapkelemahan
Meski digadang-gadang sebagai lompatan besar, GPT‑5 bukan tanpa cela. Beberapa pengguna mengungkap kesalahan fatal mulai dari mengeja “Northern Territory” salah, memberi informasi palsu tentang jumlah huruf dalam “blueberry”, hingga menciptakan nama negara AS fiktif seperti “New Jefst” menunjukkan bahwa model masih bisa menghasilkan “halusinasi”.
Di sisi lain, CEO OpenAI mengakui bahwa GPT‑5 belum mencapai Artificial General Intelligence (AGI). Ia menyebut bahwa kemampuan utama yang masih kurang adalah kemampuan untuk belajar secara mandiri dan terus menerus setelah peluncuran. Namun GPT‑5 merupakan “langkah signifikan menuju AGI”, sekaligus model AI yang lebih maju secara umum.
Kesimpulan
GPT-5 merupakan lompatan signifikan di dunia AI dengan menawarkan penalaran secara mendalam, respons natural, dan performa akademis mendekati level PhD. Namun keterbatasannya dalam hal ketelitian dan kemampuan adaptasi mandiri menegaskan bahwa meski impresif, model ini belum menggantikan peran peneliti manusia. Pengawasan manusia masih sangat penting dalam penggunaan lanjutan, karena AI ini bukan AGI sejati, melainkan model cerdas yang masih memiliki celah dalam akurasi dan otonomi belajar.